Memahami Psikologi Pasar dengan Garis Kuning

Saat itu tanggal 20 Februari 2019, kisah ini adalah BREAKING NEWS! Dipicu oleh pertanyaan dari pemerhati JPFA, jadi terungkap fakta yang sungguh2 shocking! JPFA menjadi case yang sangat menarik, mengkonfirmasi bahwa garis kuning yang anjlok harus dijauhi, walaupun saat anjlok harga sedang naik tinggi. Ini adalah case yang sangat baik untuk menjelaskan psikologi pasar suatu saham. Read ON!

Pergerakan harga JPFA lebih dominan dipengaruhi oleh dana asing, nampak dari skala sumbu Y volume dana asing mencapai 4x lebih besar (2,4 juta) dibandingkan volume overall pelaku pasar (600 ribu). Oleh karena itu, pergerakan garis kuning dana asing lebih relevan untuk dicermati.


Pergerakan harga JPFA lebih dominan dipengaruhi oleh dana asing JPFA.

Garis kuning dana asing mengalami 2x kejauhan, dimana harga melonjak naik saat terjadi kejatuhan pertama. Harga kemudian ambrol menyertai kejatuhan kedua. Investor JPFA sebenarnya masih bisa menyelamatkan diri dengan "mencukupkan rejeki", segera jual pada saat terdeteksi kejatuhan pertama.

Psikologi pasarnya lebih kurang seperti ini: Asing sudah tidak lagi tertarik dengan JPFA, butuh buyer supaya bisa menjual saham yang mereka miliki. Bagaimana cara memikat buyer? Harga dikondisikan dibuat naik melejit dengan sangat atraktif. Sontak para buyer ("investor mainstream") berdatangan, melihat JPFA sangat seksi secara technical analysis, terciptalah eforia beli yang memuluskan rencana asing untuk jualan.

Bagaimana cara mendeteksi kejatuhan pertama? Metode gebetsaham disertai dengan fasilitas notifikasi spikes melalui Telegram. Saat terjadi banyak spikes SELL, segera cek garis kuningnya. JPFA masuk dalam 10 besar spikes SELL sejak tanggal 18 Februari hingga hari ini.


Sistem deteksi anomali sudah mendeteksi JPFA masuk 10 besar spikes SELL selama 3 hari berturut-turut.

Belum bisa akses grafik gebetSaham? Segera create account dan aktifkan free trial. Semoga dapat membantu menghindarkan kita dari "nyangkut" dan jebakan betmen berita bagus.